Wednesday, May 6, 2009

Saling Ngotot Capres, Mega-Prabowo Terancam Tak Bisa Ikut Pilpres

Rabu, 06/05/2009
detikPemilu.com

Ngototnya masing-masing pihak untuk maju sebagai capres membuat posisi Megawati dan Prabowo terancam. Jika kedua tokoh ini tidak berfikir lebih rasional dan jernih, keduanya bakal gagal menjadi capres atau cawapres.

"Kalau tidak ada yang mengalah, dua-duanya bisa nggak dapat. Memang posisi Prabowo sedang dalam posisi kuat, karena dia bisa bilang kalau dia tidak maju, dia hanya rugi 4 persen. Sementara kalau PDIP tidak maju, PDIP rugi 14 persen," kata pakar marketing politik UI Effendi Gazali kepada detikcom, Rabu (6/5/2009)

Menurut Effendi, memang Prabowo memiliki kesan dan pengaruh lebih, dalam hal ketegasaan di mata masyarakat dibandingkan Megawati. Namun, perolehan suara Partai Gerindra yang hanya 4,5 persen juga harus dijadikan pertimbangan Prabowo untuk ngotot maju.

"Tentu saja orang boleh berharap Prabowo sebaiknya maju, tetapi fakta politiknya kan dia tidak bisa memaksakan dengan perolehan yang jauh di bawah PDIP. Kalau saya mengatakan, Prabowo mungkin sebaiknya mempertimbangkan wapres saja. Kan kesan dia saat ini, dia sudah leader yang kuat," paparnya.

Dengan pemahaman publik bahwa Prabowo adalah tokoh yang kuat dan powerfull akan menjadi kekuatan duet Mega-Prabowo. Selain itu, masa 5 tahun pertama di pemerintahannya ini, jika terpilih, Prabowo bisa memerankan diri sebagai sosok yang membantah semua tudingan masa lalu mengenai sosoknya yang keras, tukang pukul dan terkait hal-hal negatif.

"Dengan leadershipnya yang tegas, Prabowo bisa menjadi orang yang menentukan keputusan dalam lingkungan kepresiden. Dia juga bisa menjadikan ini menjadi masa magang, karena dia dituduh pernah punya masa lalu suka mukul orang dan lain, kalau dalam 5 tahun ini bisa membuktikan sebagai pemimpin yang baik, selesai semua tuduhan itu," paparnya.***