Sunday, May 31, 2009

DPP PDS Dukung SBY-Boediono, Kadernya Mega-Prabowo

Meski PDS secara resmi mendukung SBY-Boediono, namun sekitar 50 orang fungsionaris Partai Damai Sejahtera (PDS) mendeklarasikan dukungan bagi pasangan Megawati-Prabowo.

Deklarasi dukungan itu berlangsung di Mega-Prabowo Media Centre, Jl Prapanca Raya, Jakarta Selatan, Minggu (31/5/2009).

"Kami memilih jalan kebenaran untuk Indonesia sejahtera," kata ketua DPW PDS Jawa Barat Ivan Purba kepada wartawan usai deklarasi.

Selain Ivan, fungsionaris PDS yang hadir adalah Wasekjen PDS Hani Pelo, dan anggota Fraksi PDS di DPR Arisman Zagoto. Mereka datang mengenakan kaos putih bergambar pasangan Megawati-Prabowo.

Dukungan yang diberikan para fungsionaris ini tentu saja bertolak belakang dengan sikap resmi PDS yang mendukung SBY-Boediono. Meski berbeda, mereka yang berbeda sikap dengan PDS ini bukanlah pihak yang mbalelo.

"Kami bukan yang mbalelo dari partai tetapi yang milih jalan kebenaran," kilah Ivan.

Ivan menjelaskan, ada 2 poin deklarasi ini. Yaitu mendukung sepenuhnya pasangan capres-cawapres, dan bekerja keras memenangkan pasangan Megawati-Prabowo.

Prabowo yang menghadiri deklarasi ini menyatakan rasa terimakasihnya. Namun Prabowo secara tegas menyatakan butuh dukungan riil dari para fungsionaris PDS itu.

"Tapi yang kita perlukan bukan hanya deklrasi-deklarasian, seremoni-seremonian, tetapi kerja keras di lapangan mengawasi jalannya pemilu," pungkas mantan Danjen Kopassus ini.***

Saturday, May 23, 2009

Gerindra Kecam Dana BLT Diambil dari Hasil Mengutang

Sabtu, 23 Mei 2009
Rakyat Merdeka

Gerindra mengkritik program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang sumber pendanaannya diambil dari pinjaman luar negeri.

Menurut Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Hasjim Djojo Hadikusumo sumber dana BLT adalah pinjaman luar negeri, sehingga ini membebani seluruh bangsa Indonesia.

“Harusnya pinjaman luar negeri bisa dipergunakan untuk sesuatu yang produktif bukan konsumtif,” katanya pada wartawan seusai pembukaan Rakernas Partai Gerindra, di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (23/5).

Ia menambahkan, BLT sebagai kampanye gelap penguasa dalam menarik simpati masyarakat agar memilih partainya.

“Itu digunakan untuk menarik simpati masyarakat untuk memilih partai penguasa,” katanya lagi.

Program BLT, tambah Hasjim, seharusnya merupakan kompensasi kenaikan BBM dan dikucurkan satu kali, bukan berkali-kali.

“Untuk mengentaskan kemiskinan bukan dengan memberikan BLT tapi membuka lapangan pekerjaan,” ucap adik kandung Prabowo ini.***

Monday, May 18, 2009

Boediono Dianggap Titik Lemah SBY

Senin, 18/05/2009
detikPemilu

Pasangan SBY-Boediono dinilai pasangan yang kurang klop untuk memenangkan pilpres mendatang. Boediono disebut-sebut sebagai titik lemah yang bisa jadi akan menjadi biang kerok kekalahan SBY.

"Boediono adalah titik lemah SBY. Boediono sama sekali tidak sumbang suara, kalau bukan malah mengurangi suara" kata Direktur LIMA Indonesia, Ray Rangkuti, kepada detikcom, Senin (18/5/2009).

Menurut Ray, latar belakang Boediono yang bukan dari parpol membuat SBY kesulitan meraup suara. Ray justru menduga SBY kehilangan suara cukup banyak dalam pilpres Juli nanti karena mengandeng figur yang salah.

Ray juga mengungkapkan mitos pasangan capres-cawapres Jawa-Luar Jawa yang masih sangat kuat di Indonesia. Karena pasangan SBY-Boediono ini pasangan dari Jawa-jawa, khususnya Jawa Timur, Ray menilai pasangan ini akan menghadapi hambatan yang cukup keras.

"Pasangan Jawa-jawa sulit menang. Jadi pemilih SBY yang umumnya dari swingvoters akan berpindah ke golput. Pasangan lain dapat memanfaatkan hal ini," pungkasnya.***

Mega-Prabowo Deklarasi di Bantar Gebang --

Kedepankan Unsur Kerakyatan dan Nasionalisme

Senin, 18/05/2009
detikcom

Pasangan Megawati-Prabowo akan mendeklarasikan diri sebagai capres dan cawapres di dekat tempat pembuangan sampah (TPS) Bantar Gerbang, Bekasi. Selain elit PDIP dan Gerindra, acara itu juga akan dihadiri ribuan pemulung dan petani.

"Acara akan digelar 24 Mei pukul 14.00 WIB. Ribuan buruh, petani, pemulung dan nelayan akan hadir. Kita juga mengundang seluruh kepala daerah dari PDIP," kata Ketua Panitia Deklarasi Mega-Prabowo yang juga Direktur Pro Mega Center, Mochtar Muhamad, kepada detikcom, Senin (18/5/2009).

Mochtar menambahkan, acara ini akan mengedepankan 2 hal, yakni roh kerakyatan dan nasionalisme pasangan Megawati-Prabowo. Semua itu akan tergambar dalam rangkaian materi acara deklarasi.

"Secara teknis belum bisa saya sebutkan sekarang. Tunggu tanggal mainnya saja," ujar Muchtar.

Dipilihnya Bekasi juga bukan tanpa sebab. Menurut Mochtar, Bekasi juga merupakan ikon perjuangan bangsa Indonesia yang sangat penting. Di kota ini banyak terjadi peristiwa sejarah yang mengantar Indonesia pada kemerdekaan.

"Selain itu, banyak kaum marginal berada di Bekasi. Baik itu buruh, petani, pemulung dan lainnya. Ini bukti pasangan yang kita usung memiliki unsur kerakyatan dan nasionalisme yang kuat," tandas Mochtar.***

Saturday, May 16, 2009

Kembali ke SBY, Bukti PKS Haus Kekuasaan

Sabtu, 16 Mei 2009
Okezone

Setelah melalui perundingan panjang, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akhirnya memilih tetap duduk bersama koalisi pendukung duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono (SBY Berbudi).

Keputusan tersebut disambut dingin sebagian kalangan yang justru menilai PKS sama dengan partai lainnya yang sangat mendambakan kekuasaan dengan mengorbankan citra partai.

"PKS itu jelas tergiur kekuasaan. Padahal kita kan tahu kalau sejak dulu PKS itu partai yang konsisten dengan dakwah dan menjunjung martabat partai," kata pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Ibramsyah saat berbincang dengan okezone, Sabtu (16/4/2009).

Seperti diketahui, PKS merupakan salah satu parpol koalisi SBY yang sempat dikabarkan akan mengalihkan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres lain. Hal tersebut dikarenakan PKS keberatan dengan keputusan SBY yang memilih Boediono sebagai pendampingnya.

Selain PKS, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) juga sempat akan menarik dukungan dari SBY. Namun ketiga parpol tersebut akhirnya luluh dalam kesepakatan dengan Partai Demokrat.***

Friday, May 15, 2009

Pedagang Pasar Ingin Prabowo Capres dengan Soetrisno Bachir cawapres

Jumat, 15/05/2009
detikPemilu

Pedagang pasar yang mengatasnamakan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) ikut mendukung Prabowo Subianto menjadi calon presiden (capres). Prabowo layak disandingkan dengan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir.

"Yang jelas kami masih tetap berkeinginan Pak Prabowo sebagai capres bukan cawapres. Kalau maju sebagai cawapres itu maju bukan untuk menang," ujar Sekjen APPSI Ngadiran dalam pernyataan sikapnya di Gedung IJW, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2009). Prabowo merupakan Ketua Umum DPP APPSI.

Menurut Ngadiran, jika Prabowo menjadi cawapres, para pedagang khawatir suara mereka akan pecah. "Sekarang saja dengan Pak Prabowo diisukan sebagai cawapres Mega, suaranya sudah mulai pecah di bawah," katanya.

Ngadiran mengingatkan, militansi para pedagang terhadap Prabowo kuat. Para pedagang yang tergabung di APPSI berjumlah 12 juta lebih. Sedangkan pedagang kaki lima sebanyak 9,6 juta.

"Untuk aksi kita nggak dibayar. Kalau tidak terakomodir aspirasinya, dibayar saja mereka juga tidak akan mau," klaim Ngadiran.

Jika Prabowo mencapreskan diri, lanjut Ngadiran, tokoh yang layak mendampingi yakni Soetrisno Bachir. Jika keduanya maju, Ngadiran yakin dukungan dari para pedagang menguat.

"Soetrisno Bachir sama-sama petarung, punya jaringan yang kuat dan beliau sebagai dewan pembina buruh serta karena beliau berprofesi pengusaha dan pedagang," jelasnya.

Meski demikian, menurut Ngadiran, jika Prabowo mengalah dengan menjadi cawapres, maka pihaknya tidak akan menyarankan para pedagang untuk golput.

"Kalau sudah deklarasi lain lagi. Nanti kita lihat suara di bawah. Kalau urusan golput saya tidak menyarankan, tapi bisa jadi ada masyarakat yang menjadi tidak antusias," tutupnya.***

Hidayat Akui Prabowo Mendekat

Jumat, 15/05/2009 13:51
detikPemilu

Belum jelasnya dukungan PKS kepada duet SBY-Boediono rupanya menarik minat capres Gerindra Prabowo Subianto untuk melobi PKS. Prabowo telah mendekati langsung mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid.

Mendekatnya Prabowo ke PKS diakui sendiri oleh Hidayat. "Saya sudah dihubungi secara pribadi oleh beliau (Prabowo)," aku Hidayat Nurwahid saat dicegat wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/5/2009).

Namun, suami dr Diana ini mengaku tidak memberikan respons apa pun kepada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.

"Saya bilang ke beliau, silakan hubungi partai, karena saya hanya individu di partai dan keputusan ada di Majelis Syuro," jelasnya.

Saat ini PKS memang belum bisa menerima keputusan SBY memilih Boediono sebagai cawapres pendampingnya. PKS lebih sreg jika cawapres pendamping SBY dipilih dari kalangan parpol anggota koalisi. Gerindra juga masih lirik-lirik parpol lain mengingat pembicaraan dengan parpol lain yang alot.***

Sunday, May 10, 2009

Soal Cawapres, PDIP Tunggu Sikap Gerindra

Minggu, 10/5/2009
detikPemilu.com

Dalam seminggu ke depan, PDIP akan memutuskan sikap politik terkait dengan keputusan siapa capres dan cawapres yang akan diusungnya. Termasuk apakah mereka akan memajukan capres atau tidak.

"Opsinya kan kita maju atau tidak, kalau maju tinggal mencari penambahan parpolnya siapa", ucap Ketua DPP PDIP, Tjahjo kumolo di kediaman Megawati Soekarnoputri di Jl Teuku Umar, Jakarta, Minggu (10/5/2009).

Hal tersebut dia katakan setelah mengikuti rapat bersama tim kecil Megawati yang dipimpin oleh Megawati.

Hingga saat ini, PDIP masih menunggu keputusan dari Gerindra terkait dengan koalisi yang akan diusung. "Sekarang kan yang belum mengambil sikap adalah Gerindra, kalau Gerindra tidak mau, anggaplah koalisi besar itu masa lalu yang sudah tidak perlu kita bahas."

Dalam rapat tim kecil tersebut, pembahasan terpusat pada evaluasi koalisi besar kemarin serta langkah-langkah apa yang akan dilakukan Senin 11 Mei sampai 15 Mei nanti. "Yang terpenting dalam seminggu ke depan, PDIP harus mempunyai progress report yang lebih maju, kita masih ada pleno hari kamis" pungkasnya.***

Friday, May 8, 2009

Ada Nama Baru dalam Kasus Nasrudin (ber-inisial HTS), Antasari hanyalah kambing hitam

Jumat, 8 Mei 2009
JAKARTA, KOMPAS.com

Ada perkembangan baru pada kasus pembunuhaan Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Penasihat hukum tersangka Antasari Azhar mengungkapkan, ada sosok baru yang belum dipanggil polisi, berinisial HTS.

Figur baru itu disebut-sebut sebagai orang kunci yang berada di balik pembunuhan Nasrudin, sedangkan Antasari hanyalah kambing hitam.

“Ada satu informasi yang muncul. Atas informasi Sigid Haryo Wibisono (tersangka lainnya), ada seorang lagi berinisial HTS. Nanti sajalah, biarlah polisi yang mengungkapkan semuanya, saya tidak mau menyebutkan itu. Biarlah dari kepolisian saja yang mengungkapkannya,” kata anggota tim penasihat hukum Antasari, Ari Yusuf Amir, kepada Persda Network, Kamis (7/5).

Namun saat ditanya lebih jauh, Ari mengatakan, dia belum dapat berkomentar banyak. “Hingga kini kami juga belum menemukan apa sebenarnya yang menjadi motif dari kasus ini, sedangkan penyidik belum mau terbuka kepada kami, sebenarnya ada apa di balik ini. Kita kan tidak tahu,” kata Ari.

Tim pengacara Antasari sendiri tidak habis pikir mengapa hanya karena masalah perempuan akhirnya berujung pada maut. “Tidak mungkin orang sekelas pejabat seperti Pak Antasari yang tahu hukum akan membahayakan dirinya sendiri dengan melakukan perbuatan itu. Saya rasa isu yang belakangan ini berkembang terkait dengan hubungan Pak Antasari dengan si Rani itu hanya pengalihan dari motif sebenarnya,” katanya.

Munculnya inisial HTS memicu berbagai spekulasi, di antaranya nama pengusaha yang memiliki berbagai usaha di bidang informasi. Berbagai sumber yang dihubungi Persda Network belum berani memastikan apakah HTS yang dimaksud Ari adalah pengusaha bidang informasi tersebut.

Menurut Ari, nanti pasti akan terkuak, siapa sebenarnya yang ada di balik semua itu. Untuk saat ini, mereka berharap agar polisi mau terbuka untuk menjelaskan kasus tersebut.

Pengacara Antasari lainnya, M Assegaf, mengatakan bahwa, bukan cuma kliennya saja yang dilayani Rani saat main golf di Padang Golf Modernland, Tangerang. Sebelumnya, caddy (petugas pemungut bola golf) cantik itu sempat menjadi langganan bos-bos lain, termasuk bosnya Antasari.

“Yang dimaksud bos-bosnya Antasari ya pejabat kejaksaan juga. Mereka atasannya Antasari dan pernah bermain golf di Modernland. Tapi bos-bosnya ini sudah ada yang pensiun bahkan sudah ada yang meninggal. Mereka pernah ditemani Rani sewaktu main golf,” ucap Assegaf kemarin.

Ketika ditanya apakah “bos-bos” Antasari juga pernah dilayani Rani di kamar hotel seperti yang terjadi pada diri Antasari di hotel Gran Mahakam Jakarta? Assegaf mengatakan tidak. “Oh kalau itu saya tidak tahu. Maksudnya, mereka cuma dilayani Rani pada saat main golf saja, itu saja,” ujar Assegaf.

Setelah dua hari menjalani pemeriksaan, Kamis kemarin, pemeriksaan terhadap Antasari ditunda. Penundaan dilakukan karena keinginan penyidik. “Saya tidak tahu alasannya apa, mungkin penyidik memeriksa yang lain. Kalau klien kami sih siap saja. Pak Antasari masih sehat kok, enggak sakit,” ucap Assegaf.

Asegaf menambahkan, kuasa hukum tidak tahu kapan pemeriksaan lanjutan untuk Antasari dilakukan. Sejauh ini, sudah 84 pertanyaan yang dilontarkan penyidik ke Antasari.

Antasari menjadi salah satu tersangka kasus pembunuhan Nasrudin. Sampai saat ini, Antasari disebut-sebut sebagai otak pelaku pembunuhan yang terjadi di Lapangan Golf Modernland, Tangerang, 14 Maret 2009.

Sementara itu, Eduardus Ndopo Mbete alias Edo, tersangka yang berperan sebagai penerima order pembunuhan Nasrudin, diduga dikeroyok oleh empat tersangka pelaku lainnya. Pengeroyokan diduga karena keempat eksekutor tersebut merasa dibohongi Edo. Total tersangka kasus pembunuhan Nasrudin hingga kini masih 9 orang, 6 di antaranya adalah eksekutor di lapangan.

Sejak ditangkap, Edo dan empat pelaku eksekutor mendekam di ruang tahanan yang sama. Berdasarkan informasi yang dihimpun, keempat pelaku eksekutor itu bertikai dengan Edo sebab karena Edo-lah, mereka kini tidak bisa lagi menghirup udara bebas dan harus menghitung hari di ruang tahanan.

Keempat tersangka eksekutor yang tinggal satu sel dengan Edo yaitu Hari Santosa (pengendara motor Yamaha Scorpio), Daniel Daen (penembak), Fransiskus Tadon Keran alias Amsi (pengendali lapangan), dan Hendrikus Kia Walen alias Hendrik (pemberi order kepada Amsi).

Perkelahian antara Edo dan keempat pelaku eksekutor diperkirakan terjadi karena Daniel dkk merasa ditipu. Pasalnya, Edo pernah menjamin bahwa Daniel dan teman-temannya tidak akan ditangkap sebab tugas yang diberikan terkait misi negara. Padahal, misi negara dengan membunuh Nasrudin adalah menyesatkan.

Kuasa hukum kelima tersangka, Nyoman Rae, yang dihubungi via telepon, Kamis malam, membantah bahwa kelima kliennya berkelahi di ruang tahanan. “Enggak benar informasi itu. Saya sudah klarifikasikan ke lima klien saya, dan tidak ada keributan itu,” ucap Nyoman.***

Wednesday, May 6, 2009

Saling Ngotot Capres, Mega-Prabowo Terancam Tak Bisa Ikut Pilpres

Rabu, 06/05/2009
detikPemilu.com

Ngototnya masing-masing pihak untuk maju sebagai capres membuat posisi Megawati dan Prabowo terancam. Jika kedua tokoh ini tidak berfikir lebih rasional dan jernih, keduanya bakal gagal menjadi capres atau cawapres.

"Kalau tidak ada yang mengalah, dua-duanya bisa nggak dapat. Memang posisi Prabowo sedang dalam posisi kuat, karena dia bisa bilang kalau dia tidak maju, dia hanya rugi 4 persen. Sementara kalau PDIP tidak maju, PDIP rugi 14 persen," kata pakar marketing politik UI Effendi Gazali kepada detikcom, Rabu (6/5/2009)

Menurut Effendi, memang Prabowo memiliki kesan dan pengaruh lebih, dalam hal ketegasaan di mata masyarakat dibandingkan Megawati. Namun, perolehan suara Partai Gerindra yang hanya 4,5 persen juga harus dijadikan pertimbangan Prabowo untuk ngotot maju.

"Tentu saja orang boleh berharap Prabowo sebaiknya maju, tetapi fakta politiknya kan dia tidak bisa memaksakan dengan perolehan yang jauh di bawah PDIP. Kalau saya mengatakan, Prabowo mungkin sebaiknya mempertimbangkan wapres saja. Kan kesan dia saat ini, dia sudah leader yang kuat," paparnya.

Dengan pemahaman publik bahwa Prabowo adalah tokoh yang kuat dan powerfull akan menjadi kekuatan duet Mega-Prabowo. Selain itu, masa 5 tahun pertama di pemerintahannya ini, jika terpilih, Prabowo bisa memerankan diri sebagai sosok yang membantah semua tudingan masa lalu mengenai sosoknya yang keras, tukang pukul dan terkait hal-hal negatif.

"Dengan leadershipnya yang tegas, Prabowo bisa menjadi orang yang menentukan keputusan dalam lingkungan kepresiden. Dia juga bisa menjadikan ini menjadi masa magang, karena dia dituduh pernah punya masa lalu suka mukul orang dan lain, kalau dalam 5 tahun ini bisa membuktikan sebagai pemimpin yang baik, selesai semua tuduhan itu," paparnya.***

Monday, May 4, 2009

Antasari Azhar Jadi Tersangka

Senin, 04/05/2009
detikNews

Setelah diperiksa sejak pukul 10.00 WIB, Senin (4/5/2009) oleh polisi, akhirnya Antasari Azhar dijadikan tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen Iskandar. Ketua KPK yang sudah dinonaktifkan itu dijadikan tersangka setelah menjalani pemeriksaan tahap kedua setelah pemeriksaan sempat diskors selama 1 jam.

"Baru saja Pak Antasari dijadikan tersangka," kata salah seorang penyidik Polda Metro Jaya kepada detikcom sekitar pukul 14.20 WIB, Senin (4/5/2009). Polisi menetapkan status tersangka setelah mendapatkan keterangan dari Antasari dan bukti-bukti yang cukup.

"Perencanaan pembunuhan terhadap korban Nasrudin dilaksanakan atas keinginan sdr Antasari yang dibantu oleh Sigid dan Wiliardi, kemudian para eksekutor melaksanakan pembunuhan/penghilangan nyawa korban Nasrudin," kata sumber itu.

Antasari dibidik dengan pasal 340 KUHP sub pasal 338 KUHP dan atau pasal 351 KUHP tentang tindak pidana pembunuhan yang direncanakan dan atau menghilangkan nyawa orang lain dan atau penganiayaan berat terkait pembunuhan terhadap Nasrudin pada 14 Maret 2009 di Tangerang.

Namun hingga kini belum ada keterangan resmi dari pejabat Polda Metro Jaya mengenai peningkatan status Antasari dari saksi menjadi tersangka itu. "Nanti sebentar lagi ada keterangan resmi dari pejabat Polda," tutur sumber itu.

Hingga pukul 14.20 WIB, pemeriksaan Antasari masih berlangsung. Sementara itu, jumpa pers mengenai peningkatan status tersangka Antasari ini akan digelar di Main Hall, Gedung Utama Polda Metro Jaya.***

Sunday, May 3, 2009

Pembunuhan Direktur PRB: ISU LAIN DI BALIK KISAH ASMARA SEGITIGA

Sabtu, 02/05/2009
Jakarta - detikNews.com

Pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen terkuak. 9 Pelaku ditahan polisi. Disebutkan pembunuhan bermotifkan asmara atau menyangkut hal pibadi. Tapi ada isu lain yang melatar belakangi kasus ini, kasus korupsi.

"Ada kaitannya dengan korupsi di suatu BUMN," ujar seorang penegak hukum yang enggan disebutkan namanya, saat berbincang di Jakarta, Sabtu (2/5/2009).

Sumber itu menuturkan, kisah asmara sebenarnya hanya efek samping dari isu utama persoalan korupsi. Menurutnya, memang Nas 'mengumpankan' Rani kepada seorang petinggi lembaga hukum, agar kasus yang dia incar bisa terus diusut.

"Nas punya ambisi pribadi, menjadi direksi BUMN itu," sebut sumber tersebut.

Namun begitu 'umpan' dimakan petinggi lembaga hukum berinisial AA, ternyata pengusutan kasus korupsi itu mentok alias tidak berlanjut. Bermodal data perselingkuhan yang dia punya antara AA dan Rani, dia mengancam akan membongkarnya ke publik.

"AA tidak berani mengusut lebih jauh korupsi di perusahaan BUMN gula itu, karena perusahaan itu menjadi bancakan parpol besar. Jadi kalo korupsinya diusut, akan terpapar uang yang mengalir ke partai itu," jelas sumber itu.

Alasan utama AA tidak mau membuka kasus korupsi itu, karena AA berhutang besar pada parpol tersebut. Apalagi politisi parpol tersebut mengancam akan membuka 'borok' AA saat berlangsungnya pemilihan pimpinan lembaga tersebut, dan membeberkan track recordnya.

AA lalu bercerita soal kasus ini, kepada pengusaha berinisial SHW, yang memang banyak membantunya soal pendanaan dan bersahabat dekat. "SHW selama ini dekat dengan AA, saling memberi dan menerima," ujar sumber itu.

Hingga kemudian, SHW dan seorang pengusaha lainnya bercerita kepada perwira menengah polisi berinisial WW, mengenai kasus tersebut. Hingga akhirnya dilakukanlah ekseksui tersebut.

"Jadi bukan hanya soal asmara, ada yang lain," tutup sumber itu.

Sedang menurut seorang penyidik di kepolisian, kasus ini pun rumit, bukan sebatas kisah asmara. "Bisa melebar," ujar penyidik yang enggan disebutkan namanya itu.

Seorang penyidik di KPK juga menyebutkan, memang untuk kasus tertentu kadang untuk penyelidikan ada penundaan atau bahkan diulur-ulur pengusutannya. "Kalau yang lain sudah oke, tapi dia selalu bilang belum. Kurang inilah kurang itulah," sebut penyidik itu.

Sebelumnya kuasa hukum Antasari Azhar, Ari Yusuf Amir, membantah bila ada isu terkait rebutan wanita dan uang untuk penembak Nasrudin.

"Isu-isu itu sangat tidak benar. Nanti akan kami jelaskan pada Senin nanti," kata Ari Yusuf Amir.

Sedang Tim Advokasi Nasrudin Zulkarnaen saat dikonfirmasi hal ini juga enggan berkomentar banyak. "Nanti saja, sekarang kita lihat dulu perkembangan kasus ini," ujar Boyamin Saiman.

Sementara menurut Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Susno Duaji kasus ini berlatar belakang hal pribadi. "Hanya motif pribadi," ujar Susno.***

KOALISI BESAR TERBENTUK, PARA KORBAN HAM MEMPERINGATKAN

Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
01/05/2009

Koalisi Besar, antara PDI-P, Golkar, Gerindra dan Hanura akhirnya terbentuk, namun kubu yang melawan Demokrat, PKS dan PKB ini, belum menetapkan satu atau dua paket Capres/Cawapres, mau pun siapa saja calon calon yang mereka usung. Proses koalisi yang berkepanjangan, terutama soal pembagian posisi, dan imbalan milyaran rupiah untuk memastikan kemenangan dalam pilpres - itu menjenuhkan publik. Permainan kedua kubu itu "seperti perdagangan ternak". Uang dan kuasa menjadi dasar perundingan. Tak peduli lagi harkat berpolitik, martabat bernegara, dan nilai nilai HAM. Orde Baru seperti hidup kembali. Demikian suara suara protes dari kalangan pengamat dan para keluarga korban HAM.

Lebih jauh laporan koresponden Aboeprijadi Santoso


"Awas ada pembunuh di sekitar kita". Seruan ini beredar pesat belakangan ini di jejaring sosial Facebook di dunia maya yang makin populer. Akhirnya mereka pun berkumpul dan curhat. Sasarannya: dua jenderal yang cacat HAM dan para koruptor. Suciwati, istri Munir, misalnya, mengingatkan

Suciwati Munir: "Kita bisa lihat, karena dia banyak uang, Prabowo tiba-tiba tiap hari dia muncul menyatakan dialah pahlawan, dialah yang pro kepada petani, kepada buruh. Sementara saya sangat ingat pada 98, Prabowo ini Pankostrad. Ia dicopot jabatannya oleh Wiranto waktu itu, karena kasus penculikan. Di websitenya Departemen Pertahanan juga disebutkan: pemimpin ABRI tidak pernah memerintahkan penangkapan terhadap aktivis radikal. Pangab menjatuhkan hukuman terhadap mantan Danjen Kopassus TNI Prabowo Subiyanto, Danjen Kopassus TNI Muchdi Purwoprandjono, yang kita juga tahu dia termasuk pembunuh Munir. Jadi ini hal yang menyakitkan.

Juga bagi Ibu Tuti yang putranya diculik tahun 97, tampilnya jenderal-jenderal itu menyakitkan.

Ibu Tuti: "Tentang Prabowo ini waktu disidang Kopassus dulu, itu saya ikuti terus hampir sebulan. Jadi dia mengakui menculik sebelas atau sembilan orang. Dia mengakunya udah dipulangkan semuanya. Ternyata yang pulang-pulang itu nemuin saya .... kalau dia ketemu sama anak saya. Kenapa belum pulang sampai saat sekarang? Jadi, kita berhati-hatilah memilih untuk memimpin negara kita ini. Prabowo kenapa dia mau ingin jadi capres, itu kan dak masuk di akal. Kalau buat rakyat kecil, itu sudah benar-benar mempermainkan semuanya. Tolonglah bagaimana negara ini benar-benar penegak hukum yang adil."

Maka kesimpulannya pun jelas: jangan pilih mereka yang cacat HAM, demikian Ibu Sumarsih, yang putranya ditembak mati Mei tahun 98

Ibu Sumarsih: "Bagi kami keluarga korban sangat prihatin. Kalau dulu ada partai politik yang mendukung penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM di DPR. Tetapi sekarang mereka bergandeng tangan dengan para pelaku pelanggar HAM, baik Prabowo maupun Wiranto. Kami keluarga korban mengingatkan. Berkoalisilah dengan etika dan moral yang baik."

Menurut Romo Sandyawan, semua ini tidak hanya melukai hati rakyat, tapi juga mencerminkan tampilnya kekuatan kekuatan lama yang disebutnya "Orde Baru Bablasan", dengan dua jenderal sebagai penumpang gelap.

Romo Sandyawan: "Ternyata ada juga para penumpang gelap yang luar biasa karena mereka itu adalah para operator Orde Baru yang masih berbau anyer darah dan telah melukai hati rakyat kecil. Agenda Orde Baru bablasan ini akan ditolak dan akan diuji oleh sejarah."

Faisal Basri, ekonom, bahkan memperingatkan, semua itu merupakan ancaman nyata, fysik mau pun batin bagi republik ini

Faisal Basri: "Masalah ini semua karena kita tidak melakukan proses truth and reconciliation (kebenaran dan rekonsiliasi,red). Tiba-tiba hantu-hantu masa lalu hidup kembali. Ini membuat transisi demokrasi terancam mundur kembali sebagai akibat dari kekuatan lama mampu membangun kekuatan yang lebih dahsyat kalau mereka sempat berkuasa. Jadi, mulai muncullah benih-benih otoritarianisme baru. Kehidupan berekonomi pun terancam. Karena Indonesia akan dipakai sebagai wahana eksperimen ekonomi baru yang nggak jelas bentuknya. Ini bahaya sekali."

Walhasil, nilai nilai kemanusiaan dan masa depan republik ini dapat terancam, sambung penulis Goenawan Mohamad..

Goenawan Mohamad: "Karena sekarang dengan uang segalanya seolah bisa dibeli. Itu ejekan pada manusia yang bukan main. Sehingga seoal-olah manusia itu dan proses demokrasi adalah pasar ternak. Karena itu jangan asal pilih, tapi yang mereka yang punya komitmen: satu, menyelesaikan pembongkaran pembunuhan Munir, kedua, mengusut ketidakadilan yang terjadi dalam peristiwa Semanggi dan dalam peristiwa penculikan dan ketiga, dalam memberantas korupsi."***

Friday, May 1, 2009

Forum Parpol Tawarkan Duet Prabowo-Rizal Ramli

Jum'at, 01/05/2009
detikNews.com

Pasangan capres dan cawapres yang akan diusung koalisi besar masih simpang siur. Kini malah muncul wacana Prabowo, capres yang diusung Gerindra akan berpasangan dengan Rizal Ramli. Pasangan ini dianggap mencerminkan sebuah perubahan.

"Pembicaraan soal pasangan tersebut memang sedang diintensifkan, Prabowo dan Rizal Ramli. Kami sangat mendukung apa yang diinginkan Prabowo dengan memilih Rizal," jelas Sekjen Forum Antar Parpol Sonny Pudjisasono di Jakarta, Jum'at (1/5/2009)

Forum parpol tersebut merupakan kumpulan partai-partai kecil yang tidak lolos aturan parliamentary threshold (PT). Partai-partai yang terlibat dalam forum ini sebanyak 22 parpol.

Sonny menjelaskan, diusungnya pasangan Prabowo-Rizal, selain mencerminkan perubahan, pasangan tersebut merupakan duet ideal yang saling melengkapi.

"Prabowo punya latar belakang militer sehingga bisa berpikir strategis dan cepat. Sementara Rizal seorang ahli ekonomi yang punya gagasan untuk memajukan bangsa. Jadi kalau digabungkan duet ini sangat klop," ujar Sonny, yang juga Sekjen Partai Buruh.

Hal senada juga dikatakan Jackson Kumaat, Sekjen Pakar Pangan. Menurutnya, duet Prabowo-Rizal sangat menjanjikan dan berpeluang mengalahkan SBY di pilpres. Dengan modal yang sudah ada, pemerintahan duet ini akan berjalan sesuai dengan relnya dan mampu membangun kedaulatan ekonomi bangsa.

"Yang terpenting, keduanya punya keberanian yang sama. Yakni sama-sama berani menyatakan ketidakberesan pengelolaan pemerintahan yang saat ini dipegang SBY," jelas Jackson.***

Antasari Tersangka Otak Pembunuhan Nasrudin

Jumat, 01/05/2009
detikNews.com

Kejaksaan Agung (Kejagung) sangat prihatin atas penetapan Antasari Azhar sebagai tersangka kasus pembunuhan Direktur PRB Nasrudin Zulkarnaen oleh Polri. Karena saat ini Antasari sudah menjadi Ketua KPK dan bukan jaksa, maka izin penyidikan dari Kejagung tak dibutuhkan dalam kasus ini.

Hal ini disampaikan oleh Kapuspenkum Kejagung Jasman Panjaitan dalam jumpa pers di Kejagung, Jalan Sultan Hasanudin, Jakarta Selatan, Jumat (1/5/2009). Jasman didampingi Direktur Sosial Politik JAM Intel Kejagung Abas Azhari.

"Jaksa Agung merasa sangat-sangat prihatin bahwa Pak Antasari Azhar dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan," kata Jasman. Bagaimana juga, kata Jasman, kelanjutan penanganan perkara ini akan tetap ditangani oleh kejaksaan selaku penuntut umum.

Jasman juga menjelaskan, karena saat ini status Antasari sebagai Ketua KPK, maka secara administratif status kepegawaian Antasari tidak berada di bawah kejaksaan lagi. "Karena itu, pasal 8 ayat 5 (UU Kejaksaan) tidak diberlakukan lagi. Izin penyidikan tidak dibutuhkan dalam kasus ini," jelas dia.

Ditanya mengenai kasus yang dialami Antasari termasuk perannya dalam kasus pembunuhan Nasrudin, Jasman tidak mau memberikan pernyataan lebih jauh. Menurut dia, kasus ini disidik oleh Polri. "Kami hanya meneruskan ke Imigrasi sesuai surat itu, tidak menambahkan atau mengurangi surat dari Bareskrim Polri," ujar dia.

"Dalam surat itu dikatakan bahwa Antasari sudah dinyatakan sebagai tersangka. Hanya itu yang kami ketahui," imbuh Jasman.

Kejagung telah meminta Imigrasi mencekal Antasari mulai hari ini. Permintaan ini atas surat dari Mabes Polri yang telah menetapkan Antasari sebagai tersangka.***

Prabowo: Saya Tidak Antikapitalis

OkeZone.com

Konsep ekonomi kerakyatan yang disodorkan calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto tak serta merta membuat putra Prof Sumitro Djojohadikusumo itu menjadi antikapitalis.

Bahkan, Prabowo mengakui dirinya sendiri adalah seorang kapitalis karena juga berprofesi sebagai seorang saudagar. Hanya saja yang membedakannya adalah adanya sikap nasionalisme di dalam diri Prabowo.

Melalui pernyataanya ini, Prabowo menegaskan kepada para pelaku usaha agar tidak perlu khawatir atau takut operasional usahanya dipersulit, apabila kelak dirinya terpilih sebagai presiden.

Sebab, dia hanya menginginkan terpeliharanya kepentingan bersama antara para pengusaha dan rakyat biasa. Sehingga para pengusaha bisa tetap untung dalam menjalankan bisnisnya dan rakyat bisa mendapatkan kebutuhannya dengan harga terjangkau.***