Friday, October 24, 2008

Muncul Usul Duet Sultan dan Fadel Muhammad

GORONTALO - Jawa Pos
Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Fadel Muhammad kemarin didaulat menjadi pasangan capres dan cawapres. Yang mengusulkan pasangan itu bukan Partai Golkar, parpol tempat mereka bergabung. Mereka menerima usul tersebut dalam acara budaya di Gorontalo.

Dalam acara yang berlangsung di Gedung Bele Limbui, Gorontalo itu, Sultan mendapat gelar adat Ti Tulutani Lo Toyinuta. Menjelang prosesi acara tersebut, muncul aspirasi yang dikemukakan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Amir Piola Isa mewakili masyarakat Provinsi Gorontalo. ''Kami sekadar menyampaikan aspirasi masyarakat Provinsi Gorontalo. Sri Sultan Hamengku Buwono dan Fadel Muhammad merupakan pasangan yang layak maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden,'' katanya.

Sri Sultan, lanjutnya, telah membuktikan kemampuan sebagai pemimpin. Fadel Muhammad juga telah membuktikan hal yang sama. Mengurangi kemiskinan melalui program agropolitan pertanian, kelautan perikanan, mengurangi kebodohan, dan peningkatan sumber daya manusia," ujar Amir.

''Tapi, yang paling utama adalah pemimpin yang amanah, meningkatkan kesejahteraan orang miskin, serta meningkatkan pendidikan dan kesehatan rakyatnya. Kalau keduanya menjadi pemimpin nasional, alangkah indahnya. Indonesia tidak akan terbelenggu dengan ekonomi yang sampai saat ini masih terbelit berbagai masalah," tambahnya.

Amir menegaskan, pasangan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Fadel Muhammad sebagai capres dan cawapres 2009 sangat diidam-idamkan oleh masyarakat Gorontalo. ''Dalam hal ini, kami tidak bermaksud mencampuri penganugerahan gelar adat dengan politik. Tetapi, sebagai perwakilan rakyat, sekadar ingin menyampaikan aspirasi rakyat Gorontalo," tegas Amir.

Tunggu 28 Oktober
Meski dukungan untuk maju sebagai calon pada bursa Pemilihan Presiden 2009 semakin muncul ke permukaan, Sri Sultan belum mau memberikan tanggapan lebih jauh. ''Mengenai aspirasi yang disampaikan Bapak Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, saya tidak bisa menanggapi karena selama ini saya bukan kandidat capres/cawapres," kata Sultan kepada wartawan setelah prosesi penganugerahan gelar adat.

Meski ada dukungan masyarakat? ''Nanti tanggal 28 Oktober saja, di situ saya akan memastikan apakah maju atau tidak. Tunggu saja. Dan selama ini, di internal Golkar belum ada komunikasi atau pembicaraan capres atau cawapres," kata gubernur Jogja itu.

Menurut dia, peristiwa adat tidak sama atau tidak identik dengan peristiwa politik. "Peristiwa adat ya peristiwa adat. Nggak ada hubungannya dengan dukungan. Saya ke sini kan diundang, bukan saya yang minta. Jadi, nggak ada hubungannya dengan politik. Kita jangan membandingkan antara peristiwa adat dan peristiwa politik, itu kita salah besar," ujarnya.
Hal senada juga dikemukakan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad. Menurut ketua DPD I Partai Golkar Gorontalo itu, dirinya belum membayangkan dan memikirkan untuk maju ke bursa capres/cawapres.***