Tuesday, October 14, 2008

Hasan Tiro, Home Sweet Home

OkeZone.com


Kerinduan akan kampung halaman pasti akan menyerang siapa saja yang pergi merantau jauh dari tanah kelahirannya. Aspek inilah yang ditenggarai menjadi motivasi utama Hasan Tiro, petinggi GAM, yang sudah hampir 30 tahun meninggalkan tanah kelahirannya di Aceh untuk pulang.

Momentum esok hari tentu akan menjadi tonggak sejarah tersendiri dalam hidup Hasan Tiro. Kembali ke pangkuan ibu pertiwi, melepas kerinduan dengan tanah kelahiran, kerabat, dan kenangan masa lalu.

Sejatinya, motivasi inilah yang mendorong Hasan Tiro untuk pulang kampung. Meski usia sudah uzur dan digerogoti penyakit, namun keinginan untuk pulang mampu mengalahkan semua itu. Terlebih, Hasan Tiro juga ingin melihat langsung hasil karyanya dalam memprakarsai MoU Helsinki antara Pemerintah RI dan GAM.

Ironisnya, panggilan jiwa Hasan Tiro ini bisa jadi dimanfaatkan sejumlah pihak yang ingin mengambil keuntungan agar bisa terus menancapkan kuku kekuasaannya di bumi Serambi Makkah itu.

Kecurigaan pertama patut ditujukan kepada Partai Aceh yang dipimpin Muzakkir Manaf. Dalam kapasitasnya sebagai ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Muzakkir Manaf menyatakan rencana kedatangan Hasan Tiro ke Aceh pada 11 Oktober adalah murni atas inisiatif Hasan Tiro. Bukan atas intervensi pihak luar dan murni dalam rangka kunjungan kekeluargaan.

Meski begitu, kedatangan mantan petinggi GAM ini, diakui atau tidak, akan menguntungkan Partai Aceh yang notabene memiliki basis para pensiunan GAM. Kedatangan Hasan Tiro, atas sponsor KPA, akan mampu menarik simpati warga Aceh agar dalam Pemilu 2009 memberikan dukungannya kepada Partai Aceh. Bukan kepada partai lokal lain, atau pun partai nasional. Terlebih jika Hasan Tiro berkenan memberikan arahan kepada warga Aceh dalam menentukan sikap di Pemilu 2009.

Bagaimana pun juga pengaruh Hasan Tiro di Aceh masih cukup besar. Jasa dan ketokohannya cukup diakui warga Aceh. Hal ini terbukti dengan rencana penyambutan oleh warga Aceh yang cukup meriah. Dilaporkan ribuan warga Aceh telah berbondong-bondong datang ke Banda Aceh untuk menyambut kedatangan Hasan Tiro.

Selanjutnya, beberapa pihak lain juga terlihat berusaha menunggangi momentum kedatangan Hasan Tiro untuk membuat kondisi Aceh tidak kondusif lagi. Hal ini bisa dilihat dari rentetan insiden kekerasan dan pengibaran bendera GAM di Aceh. Kasus terbaru, seorang anggota TNI diculik oleh orang tidak dikenal. Diakui atau tidak, kecurigaan terhadap pelaku kerusuhan mengarah kepada oknum eks GAM.

Insiden-insiden inilah yang akhirnya dijadikan pembenaran aparat keamanan untuk mengatakan situasi di Aceh masih belum aman. Sehingga ada kecurigaan kedatangan Hasan Tiro salah satunya dalam rangka untuk membangkitkan GAM.

Segala kemungkinan di atas bisa saja terjadi. Namun asas praduga tak bersalah harus senantiasa dikedepankan sebelum ada fakta yang menjurus ke sana. Selain itu, sebagai seorang tamu selayaknya kedatangan Hasan Tiro mendapatkan penghormatan yang selayaknya. Bukan malah dicurigai dan dimata-matai.***