Wednesday, February 11, 2009

DOKTOR RIZAL RAMLI: PEMIMPIN PERUBAHAN, UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK

Dr. Rizal Ramli lahir pada 10 Desember 1953 di Sumatera Barat. Ia sudah yatim piatu sejak usia Sekolah Dasar, karena itu untuk melanjutkan pendidikannya terpaksa ikut neneknya di Bogor. Di Kota Hujan ini ia menyelesaikan SD sampai SMA. Ketika lulus SMA dan diterima menjadi mahasiswa jurusan Fisika ITB tahun 1973, Rizal Ramli kesulitan untuk membiayai kuliahnya. Akhirnya, ia bekerja dulu di sebuah percetakan di Kebayoran Baru, Jakarta.

Enam bulan kemudian, setelah uang terkumpul barulah Rizal Ramli bisa mewujudkan harapannya untuk kuliah. Untuk membiayai keperluan sehari-hari ia bekerja sebagai penerjemah buku-buku maupun makalah berbahasa Inggris. Ia memang sudah mahir berbahasa Inggris sejak SMA.

Karena prihatin ketimpangan yang dihadapi sebagian besar masyarakat, Rizal Ramli bersama aktivis mahasiswa tahun 1978 melakukan aksi menentang Rezim Otoriter Orde Baru. Karena aksinya itu, Rizal Ramli sempat dipenjara selama 18 bulan. Cita-citanya untuk terus belajar ia wujudkan dengan melanjutkan pendidikannya di Sophia University, Tokyo, Jepang tahun 1975. Ia meraih Doktor Ekonomi dari Boston University, Amerika Serikat tahun 1990.

Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli mendapat kepercayaan beberapa jabatan penting di Pemerintahan. Selama 6 bulan menjabat Kepala Badan Urusan Logistik, April-Agustus 2000, Rizal Ramli berhasil melakukan restrukturisasi BULOG menjadi organisasi yang transparan dan profesional. Untuk meningkatkan pendapatan petani, Bulog meningkatkan pembelian gabah petani, bukan membeli beras petani seperti sebelumnya; selain itu ia juga menghentikan impor beras.

Langkah terobosan dengan cepat dan efektif juga dia lakukan selama menjabat Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Keuangan. Diantaranya, ia melakukan renegosiasi letter of intent (LoI) dengan IMF, memisahakan cross-ownership dan cross-management antara PT, Telkom dan PT. Indosat sehingga negara menerima tambahan pendapatan sebesar Rp. 4,2 triliun, tanpa menjual selembar saham pun.

Saat ini Rizal Ramli, yang memiliki hobi: berenang, main catur dan musik klasik selain membaca - sedang menggagas kebijakan ekonomi “Jalan Baru” sebagai jawaban karena sebagian besar rakyat masih hidup dibawah garis kemiskinan dan belum menikmati arti kemerdekaan. Rizal Ramli menyadari “Ada yang salah dengan kebijakan ekonomi selama ini” dan ia ingin melakukan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.***