Monday, June 15, 2009

SBY-Boediono Bisa Terempas di Putaran Pertama

Senin, 15 Juni 2009
JAKARTA, KOMPAS.com —

Tidak satu pun hasil survei yang bisa menjamin pasangan calon presiden-calon wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dapat melenggang meraih kursi RI-1 dan RI-2 hanya dengan satu kali putaran pemilu presiden.

Pasalnya, berdasarkan UU Pilpres, pasangan yang menang satu putaran, selain harus meraih suara 50 persen plus satu, juga harus memperoleh 20 persen suara di 17 provinsi. "Dari sisi metodologi, tidak ada satu pun lembaga survei yang memastikan kemenangan SBY-Boediono menang di 17 provinsi lebih. Sampelnya tidak ada yang bisa mewakili populasi nasional," ujar Juru Bicara JK-Win, Indra Jaya Piliang, di Warung Daun Cikini, Jakarta, Senin (15/6).

Menurut Indra, lembaga survei tidak punya alat ukur apakah di 17 provinsi itu suara SBY-Boediono unggul dan tersebar. "Saya ragu apakah SBY-Boediono bisa unggul di Indonesia bagian timur, seperti Nusa Tenggara, Maluku, Gorontalo, Papua, Papua Timur, dan lainnya. Belum lagi di daerah-daerah berbasis PDIP, seperti Bali dan Kalimantan Tengah," ujarnya.

Indra menambahkan, saat ini pasangan SBY-Boediono sibuk menangkis isu-isu neoliberal, dan lainnya, yang membuat tingkat keterpilihan pasangan Jawa tersebut semakin menukik. Jika isu-isu lainnya terus digelontorkan hingga menjelang pilpres mendatang, kata Indra, pasangan tersebut bahkan berpotensi terhempas di putaran pertama.***