Wednesday, June 3, 2009

Memperbesar Permodalan Lembaga Keuangan Mikro Untuk Menyalurkan Kredit Bagi Rakyat Kecil

Senin, 1 Juni, 2009
PerubahanUntukRakyat.com

Saat ini tercatat sekitar 40 juta orang yang bergerak di usaha kecil kesulitan untuk mengakses pinjaman. Dana sebesar 15 Triliun yang di sediakan pemerintah tidak dapat menjangkau keseluruhan dan baru menjangkau sekitar 1.5 juta pengusaha kecil.

Jika melihat rasio seperti ini dapat dikatakan kondisi belum merata dan sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Jumlah pengusaha kecil yang mencapai puluhan juta tersebut tidak sebanding dengan dana yang tersedia. Selain itu, proses pencairan kredit masih dibayang-bayangi dengan kekhawatiran terjadinya kredit macet yang sebenarnya merupakan kekhawatiran yang tidak beralasan. Justru menurut laporan Bank Indonesia angka kredit macet di level pengusaha kecil hanya mencapai 1%. Artinya proses distribusi dan kuantitas kredit untuk pengusaha kecil menengah perlu ditingkatkan untuk mendorong bergeraknya sektor riil.

Struktur ekonomi Indonesia saat ini didominasi oleh sektor riil dan kelas ekonomi kecil dan menengah. Keberadaan sektor riil ini memegang peranan penting karena menunjang perekonomian secara nasional dan terbukti relatif tahan terhadap krisis.

Namun yang sangat disayangkan saat ini, perlakuan terhadap sektor ini masih sangat rendah dan terbatas. Perlahan sektor riil ikut tertekan dengan kondisi perekonomian seperti saat ini karena beberapa produk bergantung dengan kondisi negara tujuan ekspor. Jika permintaan menurun maka produksi terpaksa diturunkan, jika produksi diturunkan konsekuensinya pengurangan SDM. Pilihan saat ini adalah mencari pasar alternatif. Maka perlu intervensi untuk merevitalisasi sektor yang sangat dekat dengan masyarakat menengah kecil ini.

Masalah daya saing menjadi hal penting untuk sektor riil dan UMKM. Dengan kondisi yang sulit untuk mencari pasar akibat krisis global maka UMKM perlu didorong untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing di pasar lokal dan internasional untuk memperebutkan pasar yang semakin terbatas.

Membangun sektor riil seperti membangun fondasi ekonomi yang kokoh. Ketika struktur ekonomi masih didominasi oleh sektor riil terutama UMKM maka meningkatkan peredaran likuiditas keuangan di sektor ini akan menggairahkan masyarakat menengah dan kecil. Saat ini keluhan yang terjadi adalah sulitnya mencari pinjaman yang mudah dicairkan dan ringan bunganya. Bagi kreditur juga menjadi sebuah dilema tersendiri karena dana yang terbatas dan besarnya jumlah debitur yang akan meminjam dana.

Di tengah dilema seperti ini, meningkatkan dana kepada lembaga keuangan yang menyalurkan kredit mikro kepada masyarakat adalah sebuah kebutuhan penting dan mendesak. Membangun fondasi sektor riil yang kokoh dan mendorong berkembangnya masyarakat menengah kecil untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui pengembangan usahanya.

Pekerjaan rumah saat ini adalah mempersiapkan infrastruktur lembaga kredit yang kokoh, meratakan kesempatan memperoleh kredit, dan memperbesar modal untuk usaha menengah kecil. Jika ketiga hal tersebut dapat dilakukan maka niscaya Indonesia akan menjadi negara yang memiliki perekonomian kokoh dan relatif kuat terhadap krisis moneter karena ditopang oleh sektor riil masyarakat.***