Monday, March 2, 2009

PKS Mulai Terbelah

Jakarta - detikCom

Selama ini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai sebagai satu-satunya parpol besar yang tetap kompak. Namun, saat Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) mendatangi markas PKS, mengapa Sekjen DPP PKS Anis Matta tidak tampak? Ada kabar PKS juga terbelah: kubu Presiden PKS Tifatul Sembiring dan Anis Matta.

Namun, perpecahan di tubuh PKS ini tidak sebesar PKB atau parpol lain. Benih perpecahan ini dipicu oleh rebutan pengaruh masing-masing kubu yang mempunyai kepentingan langsung terhadap capres dan cawapres yang akan diusung PKS pada Pilpres 2009 nanti. "Memang PKS nampaknya ada 2 kubu yang dimotori oleh Anis Matta di satu pihak dengan Tifatul dan Dr Hidayat di pihak yang lain," kata sumber detikcom di DPP PKS Senin (2/3/2009).

Menurut sumber yang memiliki peran penting di DPP PKS ini, kubu Anis Matta didukung oleh Wasekjen DPP PKS Fahri Hamzah dan kekuatan lain di internal PKS yang saat pilpres 2004 lalu mendukung Wiranto. Sementara kubu Tifatul dan Hidayat didukung oleh kekuatan kader PKS yang dulu memiliki jaringan di BEM seperti Zulkieflimansyah.

"Anis Matta didukung Fahri Hamzah cs yang dulu berpihak pada Wiranto. Kini mereka menemui lawan kuat karena Tifatul dan HNW (Hidayat Nur Wahid-Red) didukung kader-kader muda progresif macam Dr Zulkieflimansyah dan mantan-mantan aktiivis BEM," papar sumber tersebut.

Perpecahan 2 kubu di internal PKS yang sempat merebak sejak pertengahan 2007 ini semakin menguat saat Hidayat dilirik JK sebagai cawapres. Kubu Anis tidak setuju dengan pencalonan Hidayat baik sebagai capres atau cawapres, meski sebelumnya Anis menyatakan PKS mendukung pasangan JK-Hidayat. Konon, Anis memiliki calon sendiri yang saat ini masih belum diluncurkan.

"Kubu Anis Matta dan Fahri memang nggak setuju kalau HNW yang jadi capres atau cawapres, sedang Tifatul dan kubu Zulkieflimansyah maunya HNW yang dicapres dan cawapreskan. Ini sebenarnya yang merupakan masalah mendasarnya," papar sumber tersebut meyakinkan.

Perpecahan ini lanjut sumber tersebut sempat dapat ditutupi di media massa karena kekuatan Anis lebih kuat saat itu. Namun saat kekuatan Tifatul yang didukung oleh kader-kader muda progresif yang cinta kepada Hidayat bangkit, kekuatan 2 kubu ini menjadi seimbang.

"Tifatul didukung oleh para senior partai seperti Untung Wahono, Shohibul Iman, Muzammil Yusuf, Musholli dan lainnya. Kubu ini lebih kuat saat kubu Zul (Zulkieflimansyah-Red) memperkuat barisan Tifatul," pungkasnya.

Kabar perpecahan di tubuh PKS ini seakan didukung oleh fakta tak datangnya Anis Matta saat pertemuan elit PKS dengan JK di Markas DPP PKS di Mampang beberapa hari lalu. Sebaliknya, esok paginya, Anis dari Makassar menyampaikan pernyataan yang dinilai cenderung ingin merusak jalinan komunikasi PKS-Golkar yang mulai lengket.

Pernyataan Anis itu disampaikan sehari setelah pertemuan JK dengan elit PKS di Mampang. Usai menjadi khatib salat Jumat di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, Jumat (27/2/2009). Anis mengatakan bahwa PKS masih punya dua kekhawatiran. Pertama, Jusuf Kalla belum tentu serius maju sebagai capres. Kedua, Jusuf Kalla belum pasti dicalonkan oleh Golkar.

Lebih dari itu, di mata Anis figur JK masih kalah populer dibandingkan tokoh Partai Golkar lainnya, seperti Sri Sultan Hamengku Buwono X. Hal tersebut terlihat dari hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga. "Kami perhatikan hasil-hasil survei, JK kalah populer dibanding Sri Sultan," ungkap Anis.***