Monday, December 1, 2008

Supersemar Beredar di Internet

Pemerintah Harus Lebih Proaktif Temukan yang Asli

Jakarta - detikNews.com

Satu lagi versi naskah Supersemar muncul, kali ini beredar di internet. Namun banyak pihak menilai naskah tersebut bukanlah naskah asli. Untuk meluruskan kesimpangsiuran itu, pemerintah harus lebih gencar menemukan naskah asli Supersemar.

"Pemerintah harusnya lebih proaktif mendapatkan yang asli," ujar anggota Komisi II (bidang pemerintahan) DPR Andi Yuliani Paris pada detikcom, Senin (1/12/2008) pukul 06.45 WIB.

Sebelumnya, sejarahwan UI Anhar Gonggong menuturkan, mantan presiden Soeharto adalah orang yang paling mengetahui keberadaan naskah asli.

Dan jika memang keluarga Soeharto menguasai naskah asli Supersemar itu, sebaiknya keluarga Soeharto menyerahkan kepada pemerintah. "Karena Pak Harto sudah meninggal, kalau ada keluarganya, ya saya berharap diserahkan," kata Andi Yuliani.

Menurut Andi Yuliani, naskah Supersemar yang beredar di internet tersebut sulit dibuktikan keasliannya. Hal ini karena naskah aslinya sendiri belum ketemu.

"Sepanjang belum dibuktikan aslinya kita tidak bisa bisa bilang itu asli atau tidak," tambahnya.
Andi juga menggugah kesadaran pihak yang menyimpan naskah tersebut agar menyerahkan naskah tersebut pada negara. "Jangan sampai generasi kita jadi kehilangan sejarah karena hal ini," pungkasnya.

Naskah Supersemar yang beredar di internet diketik di atas kertas berkop Presiden Republik Indonesia disertai logo padi dan kapas di atasnya dan logo burung Garuda di sisi kiri atas.

Di akhir naskah ada tanda tangan Presiden Indonesia Soekarno pada 11 Maret 1966. Terdapat empat diktum dalam naskah tersebut. Diktum pertama berisi 'Mengingat'. Kedua, Menimbang. Ketiga Memutuskan dan Memerintahkan'. Keempat bertulis selesai. Naskah ditulis dalam ejaan lama. Namun nama Soeharto dan Soekarno ditulis dengan ejaan Sukarno dan Suharto.***