Saturday, December 13, 2008

Menebak Apa di Balik Kerudung Mega?

Jakarta - detikNews.com


Menjelang Pemilu 2009 PDIP meluncurkan sebuah buku yang berbicara tentang ketua umum sekaligus capresnya Megawati Soekarnoputri. Tidak tanggung-tanggung 38 tokoh mulai dari politisi, pengamat politik, akademisi dan budayawan diminta mengisi halaman demi halaman buku berjudul 'Mereka Bicara Mega'.

Ada sesuatu yang menarik dari buku bertebal 245 halaman ini. Yakni hampir semua tokoh di dalamnya berbicara tentang kemuslimahan Mega dan keislaman PDIP secara umum. Mereka seakan berlomba-lomba menjawab keraguan sebagian kalangan yang masih punya anggapan miring tentang posisi keislaman Mega dan partainya . Maklum, 'partai merah' yang memperjuangkan kaum marhaen ini sering diidentikan dengan partai yang beraliran kiri.

Jadilah sebuah buku, dengan cover berwarna merah yang memampangkan poto Megawati lengkap dengan kerudungnya. Kerudung yang juga sewarna dengan pakaian Mega. Serba Merah.

Membaca halaman demi halaman buku tersebut terasa seperti mendapat penegasan berulang-ulang bahwa tidak ada yang salah dengan kemuslimahan Mega, juga partainya.

Ketua Umum PP Muhamadiyah Din Syamsudin berbicara tentang berbagai black campaign yang dialami PDIP terhadap kemuslimahan ketua umumnya tersebut menjelang Pemilu 2004 yang lalu. Din yang menulis dalam kata pengantar mengungkapkan keberatannya terhadap selebaran gelap, pamflet, tabloid, maupun ceramah-ceramah menjelang pemilu 2004 yang meragukan kemuslimahan Mega.

"Buku ini tentu dapat membantu meningkatkan pemahaman publik tentang sosok Ibu Megawati sebagai seorang pemimpin bangsa dalam berbagai aspeknya, termasuk sebagai seorang muslimah," tulis Din dalam buku yang diluncurkan di Hotel Sultan, Jumat (11/12/2008).

Guru besar Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang juga menjadi anggota Dewan Pembina Baitul Muslimin (organisasi sayap PDIP), Syafii Maarif, pun ikut berkomentar tentang Mega yang merupakan keturunan keluarga Muhammadiyah.

"Menurut saya, seperti yang disebutkan suaminya Taufiq Kiemas, secara genealogis Mega itu generasi ketiga dari lingkungan keluarga Muhammadiyah, keturunan Hasan Din. Tentu latar belakangnya dapat membantu kita mematut-matut kemuslimahan seorang Mega. Hanya, barangkali selama ini mungkin lingkungan pergaulannya saja yang memang tidak kental suasana keislamannya. Jadi bisa saja orang menilai sebelah mata," kata Syafii pada halaman 5.

Namun pandangan sejumlah tokoh tentang kemuslimahan Mega tampaknya tidak semestinya ditelan bulat-bulat. Sebab, tidak ada penjelasan rinci di setiap artikel bahwa para tokoh tersebut menulis sendiri tulisannya atau hanya sekedar diwawancara (baca: dituliskan).

Zainun Ahmadi dan Rahadi Zakaria selaku editor hanya menjelaskan secara umum di halaman vii, bahwa para tokoh ada yang menulis sendiri pandangannya dan ada yang hanya sekedar diwawancara.

Pengamat politik Anies Baswedan yang dihubungi detikcom pun mengaku tidak menulis artikel yang berjudul 'Tokoh Panutan' pada halaman 105 . Padahal, di bawah judul tersebut tertulis Anies R Baswedan, meski tidak ada kata 'oleh' sebelum namanya.

"Itu bukan tulisan saya, saya hanya didatangi untuk diwawancara. Saya kira hampir semuanya juga begitu," ujar Rektor Universitas Paramadhina itu yang mengaku heran tidak ada penjelasan 'wawancara' pada artikel atas namanya tersebut.

Anies mengaku hanya diwawancara terkait kemuslimahan Mega, dan tidak tahu menahu bahwa itu akan dijadikan awalan dalam artikel tersebut.

Lepas dari masalah menulis sendiri atau hanya sekadar diwawancara, Mantan Ketua MPR Amien Rais lewat artikel 'Mumpung Masih Ada Waktu' (hal 17), justru berbicara blak-blakan tentang kiat pragmatis lewat kemuslimahan Mega.

"Dari segi penampilan fisik, jika saja Mbak Mega meu mengenakan busana muslimah, saya jamin akan banyak dampak politiknya. Katakanlah bisa membantu meningkatkan peraihan suara dalam pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden 2009," ujar Amien.

Namun, Amien juga mengingatkan bahwa hal-hal yang sifatnya simbolik tidak akan menggeser hal-hal yang substansial. Dengan kata lain, apa di balik kerudung Mega tetap menjadi hal terpenting bagi banteng yang siap berlaga di 2009 ini.