Sunday, January 25, 2009

Dari Ciganjur, PDIP Jegal SBY

INILAH.COM, Jakarta

Pendekar itu kembali niat berkumpul di markas besarnya. Mereka, empat elite politisi kawakan, akan bertemu di Ciganjur. Kabarnya, Sultan Hamengku Buwono X didorong mendampingi Megawati Soekarnoputri. Kenapa Gus Dur ogah bertemu?
Pendulum panasnya peta politik menyongsong Pemilu 2009 kian jelas. Dia, utamanya, ada di dua kubu: PDI Perjuangan dan Partai Demokrat. Dan, pertemuan Ciganjur II itu, salah satunya dirancang untuk mengamankan langkah Megawati, kandidat calon presiden yang bakal diusung PDIP.
Ide Ciganjur II adalah mempertemukan empat tokoh yang pernah membuat kesepakatan pada dua kesempatan sebelumnya. Mereka adalah KH Abdurrahman Wahid, Megawati, Amien Rais, dan Sultan HB X. Bedanya, kali ini diundang pula beberapa elite lainnya. Karena itu, tak susah membaca kemana arah akhirnya.
Sayangnya, Gus Dur masih ogah rumahnya dijadikan pertemuan politik tersebut. Alasannya, Gus Dur khawatir dirinya hanya menjadi komoditas politik elite dan parpol tertentu saja. “Saya sudah tidak semangat untuk berkumpul lagi. Cerita ini berasal dari Amien Rais. Persoalannya di situ-situ lagi,” ujar Gus Dur di acara Kongkow Bareng Gus Dur di Utan Kayu, Jakarta, Sabtu (24/1).
Ketua Dewan Syura DPP PKB tersebut dengan tegas menolak jika pertemuan tersebut benar-benar terlaksana. Nama Amien Rais sepertinya menjadi batu sandungan Ciganjur II, terutama bagi Gus Dur. Dia tak mempersoalkan jika hanya bertemu Sultan HB X. “Tapi kalau ngumpul sama Sultan, itu bukan pertemuan Ciganjur,” jelasnya.
Pengamat politik Fachry Ali menilai gagasan Ciganjur II berbeda setting dengan pertemuan pada 1998 dan 2005. Pijakan Ciganjur I sangat terkait dengan situasi sosial politik yang saat itu sangat rapuh. “Ciganjur II tidak signifikan untuk konteks itu. Karena struktur politik saat ini jelas berbeda dengan 1998 lalu,” tegasnya kepada INILAH.COM.
Fachry yang dikenal sebagai pengamat NU, pun tak tahu apa arti keengganan Gus Dur dalam pertemuan yang digagas ini. “Kyai Abdurrahman Wahid susah ditebak. Biarkan saja dia,” tukasnya.
Gagasan pertemuan Ciganjur II yang muncul dari Ketua Dewan Pertimbangan Pusat DPP PDIP Taufik Kiemas tampaknya memiliki arti yang tidak kecil dalam konteks Pilpres 2009 ini. Sulit untuk tidak mengaitkan ide tersebut dengan serangkaian gerakan PDIP akhir-akhir ini.
Pengamat politik UI Arbi Sanit menilai, jika pun pertemuan tersebut dimaksudkan untuk mengeroyok Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pilpres 2009, tidak akan memilik makna apapun secara politik. “Pertemuan itu tidak akan menghasilkan apa-apa,” katanya.
Baik Arbi maupun Fachry memiliki pandangan yang sama atas implikasi pertemuan Ciganjur II jika benar-benar terlaksana. Fachry menilai, ide pertemuan Ciganjur II tidak lebih upaya pencarian panggung bagi elit gaek.
“Yang pasti, mereka punya logika sendiri untuk menggelar pertemuan tersebut. Selain untuk nostalgia, pertemuan Ciganjur untuk panggung pemberitaan saja,” jelasnya. Fachry menyebut gagasan Ciganjur II tak lebih dari upaya memutar ulang lakon lama meski belum ada naskah baru atas lakon tersebut.
Hal yang sama dikemukakan Arbi. Katanya, ini hanya pertemuan yang bersifat biasa saja. Jikapun berdampak politik, lebih pada upaya penggalangan kekuatan PDIP. “Namun saya menduga, Amien tidak akan ikut dalam kesepakatan. Dia egois. Beda dengan Gus Dur yang telah menjalin koalisi di beberapa daerah dengan PDIP,” katanya.
Lebih dari itu, Arbi menduga, serangkaian peretmuan yang muncul dari elit PDIP hanya memiliki satu tujuan, yaitu melakukan pendekatan dengan Sultan HB X untuk dipinang sebagai cawapres Mega dalam Pilpres 2009 mendatang. “Intinya upaya PDIP untuk terus mendekati Sultan. Buktinya dalam pertemuan tokoh selalu melibatkan Sultan,” tegasnya.
Memang dalam beberap kali pertemuan dengan sejumlah elite, secara tak langsung PDIP sedang membuat pesan penting bagi publik. PDIP mengesankan mereka sedang menggalang kekuatan bersama untuk menjadikan SBY sebagai musuh bersama, karena dianggap gagal dalam pemerintahan 2004-2009. Jadi Ciganjur III tak lebih dari penegasan mendekati Sultan untuk menjegal SBY.***